Rabu, 07 Juni 2017

Konservasi Arsitektur

KOTA TUA JAKARTA


Hasil gambar untuk kota tua jakarta masa depan
Kota Tua Jakarta, juga dikenal dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia), adalah sebuah wilayah kecil di Jakarta, Indonesia. Wilayah khusus ini memiliki luas 1,3 kilometer persegi melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat (Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka).

Pemerintah berniat untuk merevitalisasi Kota Tua, Jakarta ke bentuk aslinya. Tak main-main, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berencana menggandeng organisasi PBB di bidang kebudayaan, UNESCO.
Menariknya, pelestarian bangunan cagar budaya tak hanya dilakukan di Kota Tua saja, tapi juga akan dilakukan pada beberapa bangunan bersejarah di Indonesia.
Dijelaskan Budi Lim, Award Winning Architect and Juror for the UNESCO Asia-Pasific Awards, inisiatif semacam ini lahir dari Malaka dan Penang sejak 1999. Di tempat itu, banyak sekali upaya konservasi yang dilakukan baik oleh pemerintah mapun pihak swasta di Asia Pasifik.
" Hal ini merupakan usaha untuk mempromosikan dan menjaga culture heritage di Asia Pasifik yang dimulai dengan Awards tahun 2000," ungkap Budi saat dijumpai di kawasan Kota Tua baru-baru ini.
Lewat oservasi diharapkan cagar budaya agar tetap terjaga dengan karakternya masing-masing dan tetap menampilkan bangunan seperti awal berdirinya. Rekonstruksi sendiri akan meliputi struktur, tempat, properti dan nilai warisan budaya.

                                Menghidupkan Kembali Kota Tua  
Setelah masuk dalam Daftar Sementara (Tentative List) situs warisan dunia UNESCO, tinggal selangkah lagi menuju ditetapkannya Kota Tua Jakarta sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 2017.

Nomination dossier, dokumen komprehensif pengajuan Kota Tua sebagai Situs Warisan Dunia, telah rampung dan dikirimkan pemerintah RI dan Jakarta Old Town Revitalization Corporation (JOTRC) ke World Heritage Committee UNESCO pada 25 September 2015. Di dalamnya memuat nilai Kota Tua sebagai situs historis berikut upaya pelestariannya ke depan.
 
 Laporan itu akan dievaluasi secara independen oleh International Council on Monuments and Sites (ICOMOS), badan pengawas yang ditunjuk untuk membantu World Heritage Committee dalam nominasi situs kebudayaan sebelum dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia.

UNESCO mensyaratkan situs yang diajukan memiliki nilai universal luar biasa (outstanding universal value – OUV) dan memenuhi setidaknya satu dari 10 kriteria pilihan dalam Petunjuk Operasional bagi Penerapan Konvensi Warisan Dunia.

Perencanaan konservasi yang matang serta pengembangan wilayah Kota Tua beserta bangunannya yang semakin rentan dengan faktor alam dan pembangunan juga menjadi sorotan utama penilaian ICOMOS.

 
Pekerja sedang membersihkan bangunan Taman Air Mancur di depan Museum Sejarah Jakarta. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Karenanya, proyek revitalisasi diharapkan bisa memaksimalkan nilai kebudayaan, kebutuhan masyarakat lokal di sekitar, dan pemanfaatan area Kota Tua sebagai model bisnis yang realistis.

Kota Tua Jakarta saat ini berbeda sekali dengan, katakanlah, 10 tahun lalu. Alun-alun Fatahillah di depan Museum Sejarah Jakarta selalu padat dengan berbagai kegiatan, terlebih akhir pekan.

Dulu, tempat ini hanya didatangi para pemerhati sejarah karena seputar alun-alun diisi deretan museum, yakni Museum Sejarah Jakarta (lebih dikenal dengan sebutan Museum Fatahillah), Museum Wayang, Museum Seni dan Keramik, Museum Bank Mandiri, dan Museum Bank Indonesia. Cafe Batavia dan Kantor Pos, yang juga di lingkungan itu, jadi lokasi yang sama menariknya.

 
Museum Bahari. (CNN Indonesia/Andry Novelino)


Di bagian paling utara, yakni di Jalan Pasar Ikan, ada Museum Bahari yang menyimpan artefak kebaharian masyarakat Indonesia. Beberapa meter ke arah barat, berdiri Menara Syahbandar yang di masa VOC berfungsi untuk pengawasan di laut sekitarnya. Berdirinya persis di samping Kali Besar, bersenjatakan dua meriam yang moncongnya diarahkan ke Kali Besar.

Di sepanjang Kali Besar inilah Kota Tua berada. Kali Besar (Groote Rivier) saat itu adalah jalan utama Batavia, kala lalu lintas sungai mendominasi. Kali Besar  tak lain adalah Ciliwung yang bentuk asalnya berkelok-kelok.

Pada 1632, sungai ini diluruskan dan dilebarkan untuk mengatasi banjir di Batavia. Lebarnya mencapai 50 meter, dua kali lebar Ciliwung. Pada masa itu, kapal-kapal bongkar muatan di Pelabuhan Sunda Kelapa tempat bermuaranya Kali Besar, lantas dibawa melawan arus sungai ke pedalaman.

Kalau diumpamakan Kota Jakarta sekarang, Kali Besar adalah Jalan Sudirman-Thamrin, jalur sibuk perdagangan dengan gedung-gedung megah di kiri kanan. Itu sebabnya, bangunan di Kota Tua menghadap ke Kali Besar, sedangkan yang menghadap ke jalan darat adalah pintu belakangnya.

Transportasi air tak lagi jadi primadona, kawasan perdagangan beralih ke arah selatan, meninggalkan tepian Kali Besar berikut artefaknya. Gedung-gedung kemudian beralih fungsi tak lagi sebagai kantor dagang dan kantor pemerintahan. Ditinggalkan dan merana.

Tak kurang 182 artefak peninggalan zaman kolonial terbengkalai, dikelilingi lingkungan yang buruk dan berpolusi, dihindari sebagai tempat hidup dan atau bekerja. Walau berbagai inisiatif telah dilakukan pemerintah dan swasta, tak banyak membangkitkan vitalitasnya. Satu per satu gedung tua punah akibat kurangnya pemeliharaan, roboh, bahkan sengaja dirobohkan.

Hingga di puncak memprihatinkannya kondisi Kota Tua, tindakan konkret diambil untuk merevitalisasi Kota Tua. (JOTRC), Jakarta Endowment for Arts and Heritage (JEFORAH), dan UNESCO memberi napas kembali kepada gedung-gedung yang puluhan tahun sekarat, padahal pada masa gemerlapnya pernah memberi arti besar bagi perkembangan Batavia.

Dua gedung rampung dikonservasi dan jadi pilot project UNESCO, yakni Historia Food and Bar dan Kedai Seni Djakarte, keduanya kedai makan yang berdiri bersisian di samping Museum Sejarah Jakarta.
 
Pantjoran Tea House. (CNN Indoenesia/Safir Makki)


JOTRC dan JEFORAH memiliki agenda untuk melakukan konservasi 12 lokasi. Tiga yang  sudah rampung adalah Kantor Pos, Pantjoran Tea House (dahulu Apotheek Chunghwa), dan OLVEH. Gedung lain yang sedang dalam pengerjaan antara lain Van Vleuten & Cox (ex Pasar Jeans), Kerta Niaga, Cipta Niaga, dan Roa Malaka.

Jakarta Kota pernah berfungsi sebagai “kota” dalam arti kata sebenarnya, yaitu yang intensitas kehidupannya sangat vital bagi dirinya sendiri sebagai kota dan bagi sekitarnya, juga sebagai jalur distribusi barang dan jasa. Setelah sekian lama mengalami degradasi fisik, kualitas hidup, dan fungsi, sangat pantas jika kini Kota Tua dihidupkan kembali.

Dan hidupnya sebuah kota berarti berfungsinya kembali aktivitas sosial, budaya, dan ekonomi berikut interaksi dengan penduduk yang menghidupinya.


sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tua_Jakarta
https://www.lestarikanbangunantua.info/
https://travel.dream.co.id/news/lestarikan-cagar-budaya-indonesia-gandeng-unesco-160125f.html 
http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160402115811-269-121150/menghidupkan-kembali-kota-tua/ 

PENGRTIAN KONSERVASI

Penjelasan konservasi 
Konservasi adalah upaya-upaya pelestarian lingkungan akan tetapi tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen-konponen lingkungan untuk pemanfaatan di masa yang akan datang.
Atau konservasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk dapat melestarikan alam, konservasi bisa juga disebut dengan pelestarian ataupun perlindungan. Jika secara harfiah konservasi berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata “Conservation” yang berati pelestarian atau perlindungan.

Namun menurut Adishakti (2007) istilah konservasi yang biasa digunakan para arsitek mengacu pada Piagam dari International Council of Monuments and Site (ICOMOS) tahun 1981, yaitu Charter for the Conservation of Places of Cultural Significance, Burra, Australia, yang lebih dikenal dengan Burra Charter. 

Disini dinyatakan bahwa konsep konservasi adalah semua kegiatan pelestarian sesuai dengan kesepakatan yang telah dirumuskan dalam piagam tersebut. Konservasi adalah konsep proses pengelolaan suatu tempat atau ruang atau obyek agar makna kultural yang terkandung di dalamnya terpelihara dengan baik. Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut.
Suatu program konservasi sedapat mungkin tidak hanya dipertahankan keasliannya dan perawatannya namun tidak mendatangkan nilai ekonomi atau manfaat lain bagi pemilik atau masyarakat luas. Dalam hal ini peran arsitek sangat penting dalam menentukan fungsi yang sesuai karena tidak semua fungsi dapat dimasukkan. Kegiatan yang dilakukan ini membutuhkan upaya lintas sektoral, multi dimensi dan disiplin, serta berkelanjutan.

Beberapa tujuan konservasi
Adapun beberapa tujuan konservasi, yang diantaranya sebagai berikut ini:
  • Yang pertama, untuk memelihara maupun melindungi tempat-tempat yang dianggap berharga supaya tidak hancur, berubah atau punah.
  • Yang kedua, untuk menekankan kembali pada pemakaian bangunan lama supaya tidak terlantar, disini maksudnya apakah dengan cara menghidupkan kembali fungsi yang sebelumnya dari bangunan tersebut atau mengganti fungsi lama dengan fungsi baru yang memang diperlukan.
  • Yang ketiga, untuk melindungi benda-benda sejarah atau benda jaman purbakala dari kehancuran atau kerusakan yang diakibatkan oleh faktor alam, mikro organisme dan kimiawi.
  • Yang keempat, untuk melindungi benda-benda cagar alam yang dilakukan secara langsung yaitu dengan cara membersihkan, memelihara dan memperbaiki baik itu secara fisik maupun secara langsung dari pengarauh berbagai macam faktor, misalnya seperti faktor lingkungan yang bisa merusak benda-benda tersebut.
 Beberapa manfaat konservasi
 Manfaat dari kawasan konservasi terhadap ekosistem, yang diantaranya sebagai berikut ini:
  • Untuk melindungi kekayaan ekosistem alam dan memelihara proses – proses ekologi maupun keseimbangan ekosistem secara berkelanjutan.
  • Untuk melindungi spesies flora dan fauna yang langka atau hampir punah.
  • Untuk melindungi ekosistem yang indah, menarik dan juga unik.
  • Untuk melindungi ekosistem dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam, mikro organisme dan lain-lain.
  • Untuk menjaga kualitas lingkungan supaya tetap terjaga, dan lain sebagainya.
Jika dari segi ekonomi:
  • Unutk mencegah kerugian yang diakibatkan oleh sistem penyangga kehidupan misalnya kerusakan pada hutan lindung, daerah aliran sungai dan lain-lain. Kerusakan pada lingkungan akan menimbulkan bencana dan otomatis akan mengakibatkan kerugian.
  • Untuk mencegah kerugian yang diakibatkan hilangnya sumber genetika yang terkandung pada flora yang mengembangkan bahan pangan dan bahan untuk obat-obatan.
 Dan inilah beberapa contoh konservasi alam
1. Cagar alam
Cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang keadaan alamnya memiliki kekhasan akan flora, fauna dan ekosistem yang memang perlu untuk dilestarikan dan perkembangannya secara alami.
2. Suaka marga satwa
Yang dimaksud dengan suaka marga satwa yaitu hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai suatu tempat hidup bagi margasatwa yang memang memiliki nilai yang khas untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan kekayaan maupun kebanggaan Nasional, pelestariannya bisa dilakukan secara alami maupun di sengaja.
3. Hutan mangrove atau hutan bakau
Hutan mangrove atau hutan bakau yaitu suatu hutan yang tumbuh diatas rawa-rawa perairan payau, hutan ini letaknya pada garis pantai dan dipengaruhi oleh keadaan pasang surut air laut, salah satu peran dan manfaat dari hutan mangrove yaitu terdapatnya sistem pada perakaran tanaman mangrove yang kompleks, rapat dan lebat yang dapat memerangkap sisa-sisa dari bahan-bahan organik serta endapan yang terbawa oleh air laut dari daratan. Proses ini dapat menyebabkan air laut terjaga akan kejernihan dan kebersihannya, dengan demikian dapat memelihara terumbu karang karena proses ini mangrove sering sekali disebut dengan pembentuk daratan sebab endapan dan tanah yang ditahannya akan menumbuhkan kembali garis pantai.

sumber :
http://www.pengertianku.net/2015/08/pengertian-konservasi-dan-tujuannya-serta-manfaatnya.html
http://agy-aprillyanto.blogspot.co.id/2011/04/pengertian-konservasi.html